"Inilah Panduan Mendapatkan Ribuan Dollar di Internet Terlengkap Dengan lebih dari 300 Cara, Tutorial dan Trik Rahasia" info lengkap Klik disini!

Leidenfrost Effect, Percobaan Reaksi Fisika yang Menakjubkan

Sebagian dari Anda mungkin sudah mengenal Efek Leidenfrost, yaitu fenomena dimana cairan yang kontak dengan suatu bahan yang jauh lebih panas dari titik didih cairan itu, akan menghasilkan lapisan uap isolasi yang menjaga cairan agar tidak menguap dengan cepat.

Fenomena ini paling sering terlihat ketika memasak, setetes air dalam panci yang suhunya jauh diatas titik didih air atau di atas titik Leidenfrost, maka tetesan air tersebut akan bergulir di panci dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menguap daripada di dalam panci yang suhunya dibawah titik Leidenfrost (tapi masih di atas titik didihnya).


Efek ini juga menjelaskan mengapa tangan kita baik-baik saja walaupun dituangkan nitrogen cair. Nitrogen memiliki titik didih −196°C, dan suhu tubuh manusia adalah sekitar 37°C, ini sangat panas bagi nitrogen.

Lalu, saat bertemunya nitrogen cair dengan tangan, efek Leidenfrost pun terjadi. Nitrogen cair akan tertahan oleh uapnya sendiri, ini menyebabkan tetes-tetes nitrogen cair menjauh dari permukaan kulit.


Akan tetapi, ini tidak akan terjadi selamanya, bila kita terlalu lama menuangkan nitrogen cair ke tangan kita, tangan akan mendingin dan menyebabkan nitrogen cair tidak menguap secepat sebelumnya.

Jadi, ketika setetes air menyentuh permukaan yang panas (sedikit diatas titik didihnya), tetes air tersebut dengan cepat menguap.


Tapi jika tetesan air dijatuhkan/menyentuh permukaan yang sangat panas (jauh diatas titik didihnya), hanya sedikit dari lapisan luar tetesan itu yang menguap, menghasilkan efek isolasi yang menyebabkan tetesan sisa bergulir di permukaan yang panas.

Nah, ketika tetesan air menghantam permukaan yang sangat panas tapi halus, mereka cenderung bergulir atau melompat-lompat ke arah yang acak. Namun para peneliti telah menemukan bahwa jika permukaan yang sangat panas memiliki tekstur bergerigi, tetesan hanya bergerak dalam satu arah saja.

  

Dua orang mahasiswa dari universitas Bath, Carmen Cheng dan Matthew Guy, membangun sebuah labirin alumunium yang permukaannya bergerigi kemudian dipanaskan diatas titik Leidenfrost dari air.

Ketika tetesan-tetesan air dijatuhkan pada labirin ini, tampak seolah-olah tetesan-tetesan air tersebut dapat melintasi lorong-lorong labirin yang kompleks dengan sendirinya. Lihatlah videonya dibawah ini:



Sumber :
versesofuniverse

Misteri Batu Trovants yang Benar-benar Dapat Tumbuh Hingga 10 Meter

Sulit untuk membayangkan sebuah batu dapat benar-benar tumbuh, tapi kenyataanya batu-batu yang akan kita bahasa ini tampak hidup dan benar-benar bertumbuh.

Museum Cagar Alam Trovants Rumania, terletak di Valcea County, dekat dengan jalan yang menghubungkan Ramnicu Valcea dan Targu Jiu, 8 km jauhnya dari Horezu.

Disini, di sebuah desa kecil bernama Costesti, ada beberapa batu yang menarik dan misterius, yang disebut Trovants, yang diyakini memiliki kehidupan di dalamnya. Trovant adalah istilah geologi yang sering digunakan di Rumania. Jika diartikan, Trovants berarti pasir semen.


Trovants adalah fenomena geologi yang terdiri dalam berbagai bentuk bola pasir semen, muncul karena beberapa aktivitas seismik kuat. Gempa bumi yang menyebabkan penciptaan trovants pertama telah terjadi sekitar 6 juta tahun yang lalu.

Apa yang membuat trovant-trovant ini unik dan misterius adalah mereka dapat 'bereproduksi' setelah kontak dengan air. Setelah hujan deras, batu-batu ini tumbuh mulai dari 6-8 milimeter dan berakhir dengan 6-10 meter.


Salah satu aspek yang paling aneh tentang batu-batu ini adalah bahwa meskipun mereka berbeda-beda dalam ukuran, dari beberapa milimeter hingga 10 m, mereka sangat mirip, sedangkan kalau kita memperhatikan hukum alam, biasanya tidak ada ada hal-hal seperti batu yang identik.


Selain itu, seperti batuan yang terkenal di Death Valley, California, trovant-trovant ini juga sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Para ilmuwan percaya bahwa batu bertambah besar karena tingginya kandungan berbagai mineral garam yang berada di bawah cangkang mereka. Ketika permukaan batu menjadi basah, bahan kimia ini mulai menyebar dan menekan pasir, membuat batu itu "tumbuh".


Namun, meskipun telah melakukan upaya terbaik mereka, para ilmuwan telah gagal untuk memberi penjelasan yang benar-benar logis, mengapa batu memiliki ekstensi yang mengingatkan kita dengan akar tumbuhan. Jika mereka dipotong, bagian dalam mereka memiliki cincin berwarna, seperti pohon.


Batu-batu ini berperilaku hampir seperti beberapa jenis bentuk kehidupan anorganik yang tidak diketahui. Kita tidak bisa menyangkal bahwa planet kita benar-benar menakjubkan!


Penduduk setempat telah menyadari sifat batu yang tidak biasa ini selama lebih dari 100 tahun, tetapi mereka tidak pernah memperlakukan trovants secara khusus. Batu-batu ini sering digunakan sebagai bahan bangunan dan batu nisan.



Sumber :
versesofuniverse

Diberdayakan oleh Blogger.